Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.(Roma 8:28 TB)
Sesulit apapun pandemi Covid-19 yang dihadapi oleh para guru di sekolah, dan para orang tua di rumah mendatangkan kebaikan bagi setiap kita yang mengasihiNya. Salah satu berkat yang dirasakan di dunia pendidikan adalah tumbuhnya inovasi dan kreativitas pembelajaran oleh para guru, para pendidik dan para orang tua. Dalam artikel ini, saya akan mengungkap beberapa inovasi yang dapat dilakukan oleh para penyelenggara pendidikan, tentunya bekerjasama dengan para orang tua. Dalam situasi ini semua orang harus jadi guru atau seorang pendidik.
Tantangan Menjadi Peluang
Tantangan pembelajaran di masa pandemi menjadi peluang tumbuhnya inovasi pembelajaran oleh guru di sekolah. Inovasi dapat diartikan sebagai pembaruan atau sesuatu hal yang baru atau dianggap baru oleh seseorang atau sekelompok orang. Sesuatu yang baru tersebut, bisa saja berupa ide, gagasan, cara, metode, barang, alat, teknologi, atau apa pun yang baru yang mendatangkan nilai tambah atau keuntungan bagi yang menggunakannya atau yang mengadopsinya.
Inovasi diterapkan oleh seseorang dalam rangka memecahkan permasalahan secara efektif dan efisien. Guru dituntut untuk mengembangkan kreativitas dalam menciptakan suasana proses belajar mengajar, sehingga Belajar Dari Rumah (BDR ) menjadi pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Tidak mudah mengelola kelas dalam kondisi guru dan murid berada di tempat terpisah. Meskipun berbagai teori belajar dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat memungkinkan pembelajaran dilakukan secara daring. Namun dalam prakteknya banyak hal yang harus mengalami penyesuaian. Keberhasilan pembelajaran BDR setidaknya tergantung dengan sejumlah faktor, yang terdiri dari guru itu sendiri, siswa, orang tua murid, perangkat TIK, jaringan, dll.
Guru memegang peran yang sangat penting dalam menciptakan pembelajaran. Walaupun semua perangkat teknologi dan jaringan tersedia, namun apabila guru gagal menciptakan suasana pembelajaran yang baik, maka BDR akan mengalami kegagalan. Demikian pula dukungan orang tua murid sangat penting. Kerjasama guru dengan orang tua murid sangat diperlukan, terutama pada murid sekolah dasar, TK, dan PAUD.
Inovasi Bisa Lahir Karena Adanya Kebutuhan atau Keterpaksaan
Jadi ketika kondisi darurat, maka kreativitas tumbuh. Dalam paparan hasil Analisis Studi Pembelajaran Digital Indonesia yang dilakukan oleh Unicef, Bennett (2021) mengungkap ada 67% guru mengalami kesulitan dalam menggunakan perangkat dan platform daring.
Oleh karena itu, guru perlu dibekali kemampuan dan juga kepercayaan diri untuk mengambil solusi terhadap permasalah pembelajaran bagi siswanya. Dalam pengantar Simposium Pembelajaran Digital Berkualitas, Dirjen GTK, Iwan Syahrir (2021) menyampaikan bahwa guru harus siap bertransformasi untuk nyaman dalam ketidaknyamanan. Guru harus mau berubah menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berkembang.
Di antara inovasi tersebut adalah pembelajaran dengan memanfaatkan aplikasi berbasis LMS (Learning Management System) tertentu, pemanfaatan media sosial secara asynchronous, pembelajaran dengan pendekatan blended, keterlibatan orang tua murid, penerapan model-model pembelajaran inovatif, serta pembelajaran yang berorientasi kepada kebutuhan siswa.
Dalam tulisan ini saya mengambil salah satu contoh lembaga pendidikan yang telah melakukan innovasi dan kreativitas dalam pembelajaran di era pandemi dan mendapat penghargaan Apresiasi KEMENDIKBUD RI Tahun 2020 Kategori Belajar Dari Rumah di Masa Pademi yaitu PAUD -PKBM NAFIRI STUDY CENTER JAKARTA BARAT (Homeschooling SD-SMA) dengan Metode 5 M dan Motto Touch The Heart Teach The Mind.
Nafiri Study Center melakukan pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan oleh para guru agar mereka lebih siap dalam merencanakan, mendesain, serta mengimplementasikan kegiatan belajar online yang berkualitas. Selain itu memonitor kondisi sosial dan emosional para guru dan siswa serta orang tua dengan harapan agar pandemi ini tidak meruntuhkan moral mereka sehingga tetap dapat menjalankan proses pembelajaran secara optimal.
Peranan Guru Berubah.
Guru menjadi seorang Mentor, Konsellor dan Coach. Mendidik berarti membangun relasi atau hubungan dengan murid dalam hal ini para guru mendidik dengan Kasih Sayang. Sehingga anak-anak membuka dirinya untuk mengikuti pembelajaran.
Konseling dilakukan untuk membantu murid yang mengalami masalah di masa lalu dan masa pandemi yang mereka alami. Murid usia dini mengikuti sesi dengan teknik play therapy, dimana sesi dilakukan dengan menggunakan mainan. Selain menggunakan mainan, bisa juga menggunakan buku cerita atau konselor mengajak murid untuk bercerita bebas. Dari permainan dan juga cerita-cerita selama sesi, kita dapat melihat apa yang terjadi dengan murid.
Konseling dapat membantu murid pulih dari trauma masa lalu dan masa pandemi yang mereka alami. Sekolah dan guru hadir sebagai sahabat yang mau mendengar segala keluh kesah mereka dengan cara menyediakan waktu untuk mendengar isi hati mereka secara empat mata dengan menggunakan teknik konseling . Dengan pendekatan tersebut murid tidak sendirian menghadapi permasalahannya dan dia memiliki tempat curhat yang tepat yang sekaligus bisa membimbingnya. Mereka butuh orang yang mau mendengarkan cerita mereka bukan orang yang menyuruh ini itu tetapi lebih sebagai sahabat. Contoh: Ada seorang murid yang semenjak pandemi dimarahi , dipukuli orang tuanya yang baru saja di PHK dari tempat kerjanya. Sehingga anak murid tersebut suka menangis seorang diri, bahkan putus asa. Di sinilah tugas seorang Konselor menolong anak murid tersebut dengan cara mendengarkan isi hati dan menerima murid tersebut apa adanya tanpa menghakimi murid serta memberi penghiburan dan kekuatan.
Coaching membantu murid untuk menemukan indentitas diri , tujuan hidup dan makna hidup mereka. Sejak dini murid harus memahami identitas diri mereka serta mengerti tujuan hidupnya dan mampu memberi makna hidupnya. Beberapa murid SMA yang mengikuti sesi coaching, mereka sudah mulai mempunyai bisnis mereka sendiri, seperti bisnis kuliner, bisnis batuk akik, video editor untuk Youtube, dan masih banyak lagi.
Mentoring dilakukan setiap hari untuk membantu murid menghadapi kehidupan sehari-hari mereka pada saat ini. Mentoring dengan kelompok kecil, dimana mereka dapat menceritakan apapun yang mereka mau ceritakan serta mereka dapat bertanya. Terkadang solusi yang ada dikemukakan oleh teman yang ada di group mentor. Mereka bisa saling mendukung satu sama lain. Ketika ada teman yang mengalami masalah dalam pembelajaran, mereka bisa memberikan masukkan atau jawaban yang membangun untuk teman-teman mereka.
Di PKBM Nafiri Study Center menggunakan cara pembelajaran microlearning yaitu pembelajaran yang singkat dan menyenangkan. Dengan metode ini murid bisa lebih santai dan rileks, tidak terbebani dengan tugas atau materi yang banyak. Anak-anak belajar bagaimana cara mengintegrasikan materi pelajaran ke dalam kehidupan sehari-hari. Guru berperan sangat penting dalam membimbing murid untuk menemukan dan membangun inisiatif murid.
Tidak semua orang tua mau anak datang ke sekolah karena berbagai alasan misalnya : pandemi, jauh, liburan atau sakit tetapi tidak menjadi kendala untuk mengikuti pembelajaran. Karena dengan pembelajaran yang dipadukan dengan online dan on-site (hybrid learning) akan membantu murid untuk mengikuti pembelajaran kapanpun dan di manapun. Pembelajaran dengan metode seperti ini sangat cocok dengan kondisi pandemi saat ini.
Beberapa kesaksian dari murid alumni yang saat ini sedang melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang perguruan tinggi atau universitas baik dalam negeri dan luar negeri , mereka sangat bersyukur bersekolah di sana. Mereka terbiasa mengatur waktu untuk belajar sendiri, mereka terbiasa mandiri dalam mengerjakan tugas-tugas yang ada, mereka merasa dengan metode pembelajaran di Homeschooling, juga bimbingan yang diberikan oleh guru selama mereka bersekolah, sangat membantu mereka dan menjadi pegangan mereka untuk menata masa depan.
Selain itu untuk PAUD mereka mengirimkan media pembelajaran kepada setiap murid agar pembelajaran lebih bervariatif. Bahkan, sekolah juga merekomendasikan kegiatan yang bisa dilakukan oleh anak dan orangtua melalui bahan atau alat yang ada di rumah. Pembelajaran secara daring juga dilakukan secara menyenangkan dengan menghadirkan fitur-fitur pembelajaran saat berada dalam zoom. Seperti, aplikasi permainan untuk melihat perkembangan anak dalam kognitif, bahasa, motorik, sosial dan seni pada diri anak. Yang tak kalah penting dari hal di atas, adalah mengenai perkembangan karakter anak. Meski dalam kondisi pandemi seperti ini, pendidik harus tetap memperhatikan perkembangan karakter anak. Hal ini disiasati oleh guru-guru dengan mengajarkan anak mengenai character building. Tujuannya adalah supaya anak tetap memiliki karakter seperti Kristus dalam keadaan apapun.
Dalam perkembangannya pembelajaran yang dilakukan sudah bisa secara hybrid learning. Pembelajaran yang mulanya hanya PJJ (pembelajaran jarak jauh) kini sudah mulai dikurangi dan mulai bisa dilakukan secara tatap muka.
Metode ini dapat terlaksana karena penyebaran covid-19 sudah mulai menurun dan memungkinkan untuk anak-anak dapat melakukan pembelajaran secara tatap muka. Dengan Hybrid learning pembelajaran tatap muka dan pembelajaran jarak jauh dapat dilakukan secara bersamaan.
Kerja Sama Dengan Orang Tua murid
Para Guru menjaling kerja sama yang lebih intens dengan orang tua murid terkait pembelajaran untuk melihat perkembangan anak. Hal ini dilakukan oleh guru kelas dengan menjalin komunikasi secara berkala melalui parents meeting dan parenting untuk membahas kendala dan solusi terkait pembelajaran serta memperlengkapi orang tua dalam mendidik anak. Selain itu, guru kelas juga menjalin hubungan secara personal kepada setiap orang tua melalui pesan pribadi untuk membahas perkembangan anak secara personal.
Apabila ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan perkembangan anak, atau hal yang menghambat relasi orang tua dengan anak, atau anak dengan orang lain maka guru akan melakukan proses konseling untuk membantu anak, dan orang tua keluar dari masalah tersebut. Hal ini dilakukan, supaya lingkungan perkembangan anak menjadi kondusif dan lebih maksimal dalam memfasilitasi tumbuh kembang anak. Dari setiap solusi yang diberikan sekolah untuk meningkatan fun learning disambut hangat oleh setiap orang tua. Mereka mendukung dengan cara menerima metode yang diberikan sekolah dan melakukannya kembali saat belajar bersama anak. Dampaknya anak- anak dapat belajar tanpa rasa tertekan dan menemukan hal-hal yang mereka suka dan dapat mengeksplor hal-hal baru yang mereka ingin tahu tanpa rasa takut. Dengan demikian semua berperan menjadi guru bagi anak-anak.
Program Self Development
Bertujuan untuk mengembangkan minat dan bakat yang dimiliki oleh anak sejak dini, sehingga mereka bisa menjadi ahli dibidangnya. Self Development terdiri dari : Kelas Minat Bakat untuk PAUD sampai SD. Beberapa kelas yang dibuka adalah kelas menggambar, kelas coding, kelas balet, kelas tari tradisional, kelas memasak, dan sebagainya. Selain itu diadakanTraining dengan materi training misalnya : Manajemen Keuangan, Sex Education, Multiple Intelligent, Emotional Intelligent dan lain sebagainya. Mereka adakan juga Workshop. Anak-anak membuat karya nyata dari kelas workshop. Beberapa kelas workshop yang ada, yaitu Entrepreneur, Content Creator, Public Speaking, E-Commerce, dan sebagainya. Murid-murid mengikuti lomba yang diadakan baik dari sekolah maupun dari luar sekolah. Murid mengikuti lomba sesuai dengan minat dan bakat mereka.
Pembelajaran Self Development dilakukan secara micro learning. Walaupun dengan waktu yang singkat anak-anak tetap mendapatkan pembelajaran yang berbobot, sehingga mereka di rumah bisa mengembangkan sendiri minat dan bakat mereka dengan waktu yang ada. Tentunya peranan orang tua dalam hal ini sangat dibutuhkan untuk mendukung mereka , misalnya memberi perhatian, menyediakan fasilitas dan lain-lain.
Disajikannya tulisan ini kepada Bapak Ibu , dengan harapan mudah-mudahan menjadi inspirasi baik bagi para guru, bagi para pengembang teknologi pembelajaran, maupun bagi para stakeholder pendidikan lainnya.
Penulis: Justina Anny Sasteradinata, S.H., M.Pd. atau Kak Anny Pangellah.
Ketua Yayasan Nafiri Anak Indonesia
Pendiri PAUD PKBM Nafiri Study Center Jakarta
Koordinator Homeschooling Asosiasi Pendidikan Bethel
Pengurus ASAH PENA INDONESIA (Asosiasi Sekolah Rumah dan Pendidikan Alternatif ) Penulis Buku TOUCHING HEART CHANGING MIND
Comments